Panjang perjalanan yang aku lalui selama ini, berat terasa menantang panasnya matahari yang kian memerah. Disetiap garis putih yang ada disana terselip sebuah pesan dan makna, tanpa arah dan tanpa tujuan. Kalimat demi kalimat terbersit dari dalam otakku yang semakin hari memangku semua rasa lelah Fisik ini tidak lagi muda untuk terus berlari mengejar impian dengan semua harapan yang kian memudar
Belajar dari sinar matahari ternyata harus menjadi sebuah cermin. Untuk menerangi gelapnya ruangan – ruangan yang tak tersentuh oleh sinar dan panasnya. Sehingga semua lembab dan prahara dapat merasakan sang matahari. Bukanlah sesuatu yang mudah merubah dan mengganti semua asa dan cerita lama dengan semangat baru
Sang mataharipun mulai menampakkan sinarnya. Semua yang tak siap pasti akan goyah dan semua yang tak kenal maka akan sirna. Semua ini bagaikan sebuah permainan dalam mimpi yang tak tau kapan akan berakhir. Perlahan tapi pasti makin jelas arah yang kutuju. Seperti kata – kata yang selalu ada didalam sanubariku. Bahwa “BUKAN HANYA MEMILIH JALAN, TAPI YANG TERPENTING BAGAIMANA KITA MELEWATINYA”
Selalu menjadi yang terbaik dan sukses adalah sebuah keharusan. Tidak ada yang sempurna di Dunia ini. Tapi kita harus bisa menjadikan setiap hari dalam kehidupan kita menjadi sesuatu yang lebih baik dari hari ke hari. Hari tidak akan menghentikan langkahku untuk menjadikan hidup ini lebih berarti lagi.
Sumber : Singo Roban
LABEL: About, Chairil, Anwar, Chrisye, Cinta, Efek Rumah Kaca, Galeri Abstrak, Kehidupan, Musik, Puisi, Remy Sylado, Sapardi Djoko Damono, Sutardji Calzoum Bachri, Taufiq Ismail, Tulisan, W.S. Rendra,Wiji thukul
LABEL: About, Chairil, Anwar, Chrisye, Cinta, Efek Rumah Kaca, Galeri Abstrak, Kehidupan, Musik, Puisi, Remy Sylado, Sapardi Djoko Damono, Sutardji Calzoum Bachri, Taufiq Ismail, Tulisan, W.S. Rendra,Wiji thukul